Kepolisian mau memaksakan deretan limitasi yang mengerikan pada seorang tahanan anarkis Inggris
Tom Anderson
Anarkis Inggris Toby Shone, tahun lalu diadili dengan alasan terorisme. Tuduhan—yang tak pernah terbukti—yang dikaitkan dengan situs anarkis 325nostate.net.
Toby ditangkap pada November 2020 di Hutan Dean di Inggris Barat Daya.
Persekusi yang menimpa Toby itu bagian dari operasi kepolisian seluruh dunia yang dikenal sebagai ‘Operation Adream’. Tuduhan orisinalnya yakni situs web 325—yang aktif menerbitkan laporan aksi langsung—berisi materi ‘yang akan berguna bagi teroris’, dan situs itu juga menggalang dana untuk ‘kegiatan teroris’.
Kasus ini sebanding dengan pengadilan Green Anarchist/Animal Liberation Front pada 1997—atau GAANDALF, yang menuduh editor majalah Green Anarchist dan buletin Animal Liberation Front Supporters Group dengan “menghasut orang yang tak dikenal agar melakukan kejahatan kriminal”. Namun, Operasi Adream justru melangkah lebih jauh dan menuduh Toby melakukan terorisme.
Kepada The Canary, Toby mengatakan bahwa “kasus ini berimplikasi tak hanya kepada kaum anarkis”, melainkan harus jadi peringatan bagi siapa saja yang “ingin melihat perubahan sosial, politik bahkan lingkungan yang sebenarnya”.
Kasus terorisme versi CPS gagal
Crown Prosecution Service (CPS) akhirnya tak menghasilkan bukti yang berkaitan dengan kasus terorisme, maka Toby pun dinyatakan tidak bersalah.
Kendati begitu, ia dihukum karena punya beberapa narkoba yang dianggap untuk diedarkan, maka dia dijatuhi hukuman penjara selama 3 tahun 9 bulan.
Saat ini, Unit Kontra Terorisme mau menggunakan bukti keterlibatan narkoba untuk pengajuan Pedoman Pencegahan Kejahatan Serius (SCPO). SCPO bisa jadi alat kepolisian guna mengontrol penggunaan komputer, rekening bank, dan perangkat elektronik lainnya selama lima tahun setelah dia dibebaskan dari penjara. Mereka juga bisa mengajukan permohonan perpanjangan SCPO tanpa batasan waktu.
Pengadilan bisa mengenakan kebijakan SCPO kepada orang-orang yang pernah dihukum karena kejahatan ‘serius’. Kebijakan tersebut dirancang agar betul-betul membatasi kebebasan orang dengan—kalau kata CPS—terpaksa karena “kondisi yang dianggap tepat dengan tujuan untuk melindungi masyarakat dari kejahatan serius”.
Di situs webnya, CPS membuat daftar kejahatan apa saja yang bisa dikenakan kebijakan SCPO. Daftar tersebut termasuk “perdagangan narkoba”, tapi kejahatan itu sendiri juga harus dianggap ‘serius’ oleh pengadilan agar penerapan SCPO dibenarkan.
Pengaplikasian SCPO akan disidangkan pada 6 Mei di Bristol Crown Court. Demonstrasi solidaritas direncanakan di pengadilan pada pukul 8.30 pagi.
Dipenjara sejak 2020
Toby awalnya dipenjara di Wandsworth dan menjalani sidang di Old Bailey. Penahanannya akhirnya dipindahkan kembali ke Bristol, untuk disidang secara lokal, dan Toby dipindahkan ke HMP Horfield di Bristol.
Baru-baru ini Toby dipindahkan lagi, kali ini ke HMP Parc di Bridgend, setelah para pendukung menyuarakan bahwa Toby terancam oleh seorang petugas penjara sayap kanan.
Operation Adream
The Canary mewawancarai Toby dari sel penjaranya. Tentang Operation Adream, dia berkata:
Menurut sudut pandang Operation Adream, anarkisme itu ideologi teroris. Melaporkan dan menerbitkan komunike tentang aksi langsung dan sabotase yakni ‘mengaminkan terorisme’. Upaya solidaritas tahanan terhadap tahanan anarkis sama dengan ‘mendukung terorisme’, mengumpulkan dana untuk para tahanan itu sendiri dan publikasi anarkis sama dengan ‘mendanai terorisme’.
Menanggapi tuduhan orisinal terorisme yang dihadapinya, Toby menyatakan:
Para jaksa berusaha menjatuhkan hukuman penjara lebih dari satu dekade kepada saya. Saya akan mengesampingkan spekulasi, dan saya akan menyebutkan bahwa tuduhan itu tidak dibatalkan. Secara teknis, Yang Mulia tidak punya bukti sebagai alat untuk membantah pernyataan pembelaan saya maka vonis ‘tidak bersalah’ termaktub.
Menurut Toby, SCPO yang diajukan terhadapnya merupakan upaya bermotif politik untuk memantau dia, dan orang-orang yang dekat dengannya, di bawah pengawasan ketat:
SCPO merupakan metode agar terus bisa memantau saya dalam penyelidikan selama lima tahun, dan tahanan rumah secara de facto. Ini hanyalah sebuah metode represi, yang bertujuan mengintimidasi saya, keluarga saya, dan teman-teman saya. Gunanya mengkriminalisasi dan memposisikan orang-orang yang dekat dengan saya dalam pengawasan, dan mencoba memaksa saya mengubah cara hidup yang saya pilih, dan dengan siapa.
Toby menjelaskan limitasi SCPO:
Ini adalah upaya untuk memaksa saya menggunakan perbankan dan pembayaran tanpa uang tunai. Untuk mengontrol penggunaan ponsel, USB, dan komputer saya. Menghentikan saya menggunakan enkripsi dan menghentikan saya menggunakan segala bentuk perangkat lunak sumber terbuka seperti Linux. Dan untuk menghentikan saya menggunakan mata uang kripto.
Sebuah “gaya hidup klandestin nan subversif”
Kebijakan SCPO akan menyulitkan Toby untuk hidup secara kolektif, seperti yang dilakukannya sebelum ditangkap. Toby memberi tahu kami:
…Dalam berkas-berkas yang digunakan untuk melawan saya, hidup secara kolektif, ‘tak terjangkau’ dengan ‘cara nomaden’, dipandang sebagai ancaman terhadap sistem. Dan itu bagian dari ‘gaya hidup klandestin dan subversif’ yang harus saya hentikan. Sungguh, ini berarti bahwa siapa pun yang dipandang ‘di luar’—jika memang ada—dari masyarakat, atau polisi yang akrab dengan ide-ide ‘normalitas’, bisa dijadikan sebagai musuh negara. Dan polisi bisa menciptakan fiksi apa pun yang mereka suka untuk membenarkan kendali mereka.
Bagian dari gerakan menuju masyarakat yang diawasi
Toby mengaitkan represi yang menimpanya dengan proses yang lebih luas. Dia mengatakan bahwa ini adalah gerakan menuju masyarakat di mana negara semakin dan semakin sering mengontrol, yang didorong oleh kemajuan teknologi:
Hal ini mungkin saja menciptakan argumen secara luas bahwa masyarakat itu sendiri sedang menghadapi perubahan dunia di mana segala sesuatu dan semua orang bisa dilacak, dipantau, dan diprofilkan. Realitas apa pun yang tak sesuai dengan visi baru tentang bagaimana regulasi dan digitalisasi berfungsi dipandang sebagai ancaman terhadap kekuasaan.
Toby juga mendeskripsikan bagaimana kebijakan kontrol akan mempengaruhi hidupnya:
Mengenai bagaimana hal itu akan mempengaruhi hidup saya, kebijakan kontrol menuntut kita terus-menerus bersinggungan dengan polisi karena kita harus melapor dan meminta izin mereka untuk berhubungan dengan orang lain. Penggunaan uang tunai, penggunaan alat komunikasi, pergerakan saya, di mana saya tidur, atau tinggal, penggunaan kotak pos, unit penyimpanan, pembatasan penggunaan satu rekening bank. Banyak sekali daftarnya.
Sebuah tindakan politik
Toby memandang kebijakan itu sesuatu yang tidak mungkin bisa dipatuhi, dan—pada kenyataannya—itu cuma muslihat agar dia kembali masuk penjara sesegera mungkin:
Kebijakan itu sebenarnya bukan bertujuan agar dipatuhi. Itu sesuatu yang sudah dirancang sedemikian rupa sehingga tak mungkin bisa mematuhinya. Tujuan ‘Unit Anti Teroris’ yakni kembali memasukkan saya ke penjara sesegera mungkin setelah saya dibebaskan, dan mencoba untuk menakut-nakuti saya agar berbicara tentang bagaimana ujung permainan ini.
Polisi bisa saja mencari-cari cara agar SCPO ini diberlakukan kepada Toby mengingat dia telah dihukum karena tuduhan mengedarkan zat-zat terlarang. Namun, umumnya SCPO digunakan untuk menghadapi operasi perdagangan narkoba skala besar. Hal ini ditegaskan oleh situs web CPS yang menyatakan bahwa “SCPO bertujuan diterapkan kepada mereka yang terlibat dalam pelanggaran paling serius”. Sangat jauh dari kategorisasi ini, sangkaan narkobanya Toby relatif tak signifikan.
Kami meminta Toby mengomentari tuduhan narkoba yang dihadapinya. Dia berkata:
Penggerebekan Operation Adream terjadi di beberapa tempat, yang mana tempat itu adalah proyek kehidupan kolektif.
Saya menggunakan ganja medis dan DMT untuk mengobati kanker dan kondisi yang berkaitan dengan itu. Saya juga punya kepemilikan bersama LSD dan psilocybin. Nah, ini dianggap ‘kepemilikan yang bertujuan mengedarkan’ meskipun hanya dalam jumlah kolektif seperti proyek rumahan/tempat nongkrong. Obat-obatan ini dikenal karena efek dekondisinya berpotensi cepat, dan penggunaannya untuk menganalisis diri dan pemrograman ulang yang sudah dipelajari secara luas.
Toby mengatakan, upaya polisi untuk menggambarkannya sebagai pengedar narkoba bertujuan memanipulasi pemberlakuan SCPO untuk menekan aktivitas politiknya:
Upaya polisi melabeli saya sebagai ‘pengedar narkoba’ adalah noda dan upaya untuk mengaburkan anarkisme revolusioner. Saya anti kapitalis dan menentang praktik geng atau mafia apa pun. Saya menentang penggunaan narkotika secara bengis dan pengedarannya.
“Penjara adalah tudung yang harus dihadapi semua revolusioner”
Saya bertanya kepada Toby, apakah ini kali pertama dirinya di penjara. Dia berkata:
Ini bukan pertama kalinya saya berada di tangan musuh. Tapi baru kali ini saya menghabiskan waktu yang lama di balik pintu, menghadapi senapan ‘Unit Anti Teroris’, dan tuntutan hukuman yang begitu panjang.
Penjara adalah tudung yang harus dihadapi semua non-konformis, pembangkang, dan revolusioner.
Toby berpendapat bahwa sebagai institusi, penjara perlu dihapuskan. Dia berpendapat, penjara digunakan untuk menindas “kelas yang dieksploitasi”:
Sebagaimana pengamatan saya, mereka tidak berubah. Penjara tak bisa direformasi. Penjara harus dihancurkan bersamaan dengan negara dan masyarakat yang membutuhkannya.
Penjara merupakan represi institusional terhadap kelas yang paling dieksploitasi, dan melanggengkan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Selalu begitu, dan akan selalu begitu. Tidak ada ‘rehabilitasi’, yang ada hanya gudang penderitaan di mana mereka menyimpan pria, wanita, dan anak-anak dalam kondisi yang tidak mungkin menimbulkan apa pun selain permusuhan, kesengsaraan, dan kebencian. Betapapun mereka mendandaninya dengan kebohongan dan fantasi penebusan.
Memotong “mawar liar sebelum mereka bertunas”
Toby berpandangan bahwa Operation Adream—dan pengaplikasian kebijakan kontrol yang dihadapinya—merupakan “serangan terhadap anarkisme abad ke-21”.
Menurut Toby, kepolisian di Eropa dan Amerika Latin melakukan tindakan serupa terhadap gerakan insureksionis anarkis, tetapi Operation Adream menjadi penting karena terjadi di Inggris. Tobi berkata:
Anarkis insureksionis jadi target utama di Eropa dan Amerika Latin. Satu-satunya hal baru bahwa ini merupakan kali pertama operasi seperti ini dilakukan di Inggris.
Kaum anarkis insureksionis percaya pada perlunya perjuangan sosial dan kelas yang konstan, dan serangan terhadap negara. Insureksionis lebih menyukai organisasi informal berlandaskan afinitas ketimbang membentuk institusi revolusioner permanen. Toby menuturkan, banyak anarkis insureksionis percaya pada organisasi lewat kelompok afinitas yang digabungkan ke dalam struktur fleksibel yang lebih luas, tapi tak formal, dan tetap mampu responsif.
Berdasarkan kacamata Toby, Operation Adream adalah bagian dari strategi negara di seluruh dunia yang melabeli kelompok sayap kiri sebagai ‘teroris’:
Penegasan istilah ‘terorisme sayap kiri’, sebagai fokus baru [polisi] muncul saat gerakan Kiri radikal melemah, terlepas dari waktu yang kita jalani saat ini, yang penuh dengan kondisi yang mungkin saja akan menciptakan momentum nyata menuju perlawanan.
Kendati begitu, kebangkitan aksi anarkis, anti-peradaban, dan anti kapitalis sedang berlangsung di tingkat internasional. Dan negara menyadari realita ini, maka berusaha memotong mawar liar sebelum mereka bertunas.
Label terorisme bukanlah hal baru
Sebenarnya, pelabelan ‘teroris’ oleh negara Inggris terhadap militan Kiri bukanlah hal baru. Pendukung gerakan hak-hak binatang Inggris konsisten dicap sebagai ‘teroris’ dan ‘ekstremis domestik’, dan dalam beberapa tahun terakhir pendukung Gerakan Kebebasan Kurdi di Inggris juga dipenjarakan lewat undang-undang anti-teror. Polisi Inggris sudah sejak lama melabeli gerakan ekologi radikal sebagai ‘teroris’, dan sudah menggunakan 7 Rencana dalam Undang-Undang Terorisme guna menginterogasi tersangka radikal dari berbagai gerakan sosial di perbatasan Inggris.
Dokumen kontra-terorisme milik polisi—diedarkan pada 2020 kepada staf medis dan guru yang bertujuan untuk pengarahan anti-ekstremisme—termasuk referensi ke kelompok-kelompok mulai dari Anarchist Federation dan Industrial Workers of the World (IWW) hingga LSM arus utama seperti Greenpeace dan People for the Ethical Treatment of Animals (PETA).
Membalas dendam atas “kegagalan negara”
Saya meminta tanggapan Kevin Blowe dari Network for Police Monitoring atas SCPO yang dikenakan kepada Toby. Dia berkata.
SCPO merupakan hukuman sewenang-wenang atas hukuman yang tak seharusnya menimpa Toby, yang dijatuhkan polisi kontra-terorisme yang tampaknya bertekad membalas dendam atas kegagalan negara karena tak menemukan bukti apa pun terhadap Toby atas tuduhan aktivitas “teroris”. Jika dipaksakan, kecil sekali kemungkinan kebijakan itu bisa dipatuhi dengan tetap terlibat dalam aktivisme politik, karena polisi harus tahu semuanya siapa-siapa saja yang diajak bicara dan ditemui Toby. Oleh karena itu, ini merupakan upaya kasar untuk membungkamnya.
Blow menyimpulkan:
Pada saat pemerintah mengklaim ada ancaman yang berkembang atas hak kebebasan berekspresi, pengalaman Toby menyiratkan bahwa ancaman terbesar terhadap kebebasan berbicara datang dari negara itu sendiri.
“Implikasi kasus ini tak hanya menyangkut kaum anarkis”
Toby menuturkan bahwa kasus yang menimpa dirinya seharusnya tak hanya menarik bagi kaum anarkis; karena hal itu menunjukkan bahwa negara akan melakukan apa yang bisa dilakukan dalam merepresi dan memenjarakan setiap orang yang memilih berjuang demi perubahan:
Implikasi kasus ini tak hanya menyangkut kaum anarkis, yang sudah dikeker selama beberapa waktu, melainkan menyangkut siapa pun yang hidup secara alternatif dengan ide atau tindakan mereka, kolektif atau tidak. Siapa pun yang pada dasarnya ingin melihat perubahan sosial, politik, atau lingkungan yang sebenarnya pada titik tertentu akan mempraktikkannya. Dan negara sudah menyiapkan penjara untukmu.
Terakhir, Toby menyerukan agar berorganisasi demi kebebasan, dan demi revolusi:
Itu sebabnya kita harus menyadari apa yang kita hadapi, dan organisir. Revolusi dan kebebasan itu sebuah keharusan.
Tetap kuat di luar sana.
Libatkan dirimu
- Anda bisa bersurat ke Toby: Toby Shone A7645EP, HM Prison Parc, Heol Hobcyn John, Coity, Bridgend CF35 6AP
- Donasi bisa diberikan ke: The Bottled Wasp
Kode: 08-92-99
Nomor Acc: 65601648
IBAN: GB35 CPBK 0892 9965 6016 48
BIC: CPBK GB22
Ref: ADREAM
- Baca lebih lanjut tentang kasus Toby
- Sidang SCPO terhadap Toby berlangsung pada 6 Mei di Bristol Crown Court. Pendukung dipersilakan datang, dan demonstrasi solidaritas direncanakan pada pukul 8.30 pagi di halaman pengadilan.